sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Fenomena Dedolarisasi, Mungkinkah Dominasi Greenback Berhasil Dilengserkan?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
28/04/2023 07:30 WIB
Riuhnya wacana soal dedolarisasi menyebabkan gonjang-ganjing dalam beberapa waktu terakhir.
Fenomena Dedolarisasi, Mungkinkah Dominasi Greenback Berhasil Dilengserkan? (Foto: MNC Media)
Fenomena Dedolarisasi, Mungkinkah Dominasi Greenback Berhasil Dilengserkan? (Foto: MNC Media)

“Sentimen yang mendukung dolar di awal tahun 2022 telah terbalik. Pasar sekarang secara agresif menilai pelonggaran The Fed di balik tanda-tanda disinflasi yang berkembang, sementara prospek pertumbuhan global tahun ini tidak lagi terlihat pesimistis seperti sebelumnya pada 2022,” kata Meera Chandan, Ahli Strategi FX Global di J.P. Morgan.

Secara keseluruhan, J.P. Morgan Research masih memperkirakan kekuatan dolar yang moderat sepanjang tahun ini. Dalam melihat kondisi volatilitas pasar uang, J.P. Morgan Research mengambil sikap netral terhadap USD.

Setelah terus naik sepanjang tahun 2021, indeks dolar (DXY) menunjukkan awal yang solid hingga 2022. Indeks Dolar AS menguat dari titik terendah 94,63 pada pertengahan Januari ke level tertinggi 20 tahun, lebih dari 114 pada akhir September 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

Beberapa faktor makro utama memengaruhi pergerakan nilai USD terhadap mata uang lainnya. Misalnya, keputusan kebijakan moneter yang dibuat oleh The Federal Reserve (The Fed), yang juga bergantung pada latar belakang makroekonomi dan data.

Peristiwa politik, serta peristiwa geopolitik, juga dapat memengaruhi dolar AS. Status global USD juga ditopang oleh kekuatan ekonomi AS dan perubahan nilainya sehingga berimplikasi pada ekonomi global.

Misalnya, ketika inflasi AS meningkat, dan The Fed menaikkan suku bunga untuk mengendalikan harga konsumen, nilai dolar sering kali naik.

Ini karena suku bunga yang lebih tinggi akan menarik investasi asing ke negeri Paman Sam untuk kemudian mengangkat permintaan mata uang.

Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, investor dapat mencari untuk berinvestasi di negara lain dan menyebabkan dolar kembali turun.

Akankah Dedolarisasi Berhasil?

Fungsi utama mata uang adalah sebagai penyimpan nilai yang dapat disimpan dan diambil kembali di masa depan tanpa kehilangan daya beli yang signifikan.

Salah satu ukuran kepercayaan terhadap mata uang sebagai penyimpan nilai adalah penggunaannya dalam cadangan devisa resmi.

Data IMF juga menunjukkan, pangsa dolar AS sebagai mata uang global menurun menuju ke level terendah sejak 1994.

Hingga kuartal terakhir 2022, dolar masih mendominasi cadangan devisa resmi dengan pangsa sebesar 58,36%. Angka ini jauh mengalahkan dominasi RMB China yang hanya berada dikisaran 2,69%. Sementara Euro masih menempati urutan kedua dengan pangsa mencapai 20,47%. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Greenback juga mendominasi mata uang yang digunakan dalam perdagangan global dan arus modal selama beberapa dekade.

Saat ini, USD digunakan dalam 84,3% perdagangan lintas batas, dibandingkan dengan hanya 4,5% untuk yuan China.

Dominasi dolar AS dalam perdagangan global bukan hanya karena AS adalah ekonomi terbesar dunia, tetapi karena minyak dan sejumlah komoditas lainnya diperdagangkan dengan dolar AS.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement