Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menilai, harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter membuka ruang stimulus yang lebih efektif. Langkah ini perlu diambil untuk menjaga permintaan domestik tetap hidup di tengah tantangan daya beli.
"Pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dan anggaran besar untuk program pemerintah yang bertumpu pada pelaksanaan MBG, akan mendukung permintaan domestik," katanya.
Berdasarkan proyeksi Mirae Asset, ekonomi nasional diperkirakan tumbuh 5,3 persen pada 2026 dan 5,4 persen pada 2027, dengan inflasi stabil di kisaran 2,5 persen. Nilai tukar rupiah juga diproyeksikan menguat menuju Rp16.500 per dolar AS pada akhir 2026, seiring melemahnya indeks DXY dan membaiknya koordinasi kebijakan fiscal moneter.
Perubahan kebijakan moneter The Fed dinilai akan berdampak pada dinamika aliran modal asing serta kondisi likuiditas global.
(Rahmat Fiansyah)