IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi secara global diprediksi belum akan pulih sepenuhnya meski vaksin Covid-19 mulai didistribusikan di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi karena publik tetap lebih mengutamakan kesehatan keluarga, di sisi lain keterjangkauan harga juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal itu terekam dalam hasil laporan EY Future Consumer Index (FCI) ke-6, yang dilakukan terhadap 14.500 konsumen di 20 negara pada Januari-Februari 2021. Di mana laporan Index menemukan bahwa konsumen masih terus memprioritaskan keterjangkauan harga (32%) dan kesehatan (25%), sadar lingkungan (17%), masyarakat (14%) dan pengalaman (12%) di masa mendatang.
“Satu tahun setelah pandemi, hampir separuh daripada konsumen percaya kehidupan pasca-vaksin akan lebih baik daripada sebelum pandemi," ungkap EY Global Consumer Leader, Kristina Rogers, dalam siaran pers yang diterima tim IDX Channel, Rabu (24/3/2021).
Persentase publik yang merasa mereka akan melanjutkan hidup di tengah pandemi COVID-19 setidaknya selama satu tahun lagi telah meningkat dari 37% (Oktober 2020) menjadi 40% (Februari 2021), meskipun vaksin telah diluncurkan. Dalam FCI juga ditemukan karena pandemi, publik semakin mengkhawatirkan kesehatan keluarga mereka, akses terhadap kebutuhan mendasar, keuangan pribadi, dan kebebasan dasar.
"Faktanya, pandemi COVID-19 mungkin mempengaruhi percepatan akan perubahan yang sudah terjadi: Pindah ke luar kota, lebih banyak berbelanja online, dan memprioritaskan kesehatan, keterjangkauan harga, dan keberlanjutan (sustainability)," ungkap Kristina.