“Kami telah membiarkan diri kami bergantung pada terlalu sedikit sumber pasokan,” kata Dan Poneman, Chief Executive Officer Centrus Energy Corp., sebuah perusahaan yang mencoba menghidupkan kembali industri pengayaan uranium AS.
“Diperlukan empat atau lima tahun untuk mengganti pasokan dari Rusia,” lanjutnya.
Di India, yang berada di bawah sanksi Barat sejak menguji senjata nuklir pada 1974, Rusia melalui perusahaan Rosatom memasok bahan bakar nuklir dan sedang membangun dua reaktor yang dijadwalkan dibuka pada 2025. Di Cina tahun lalu, Rosatom menyediakan bahan bakar nuklir senilai lebih dari USD375 juta. (WHY)