Analisis dari RedSeer menyebut, Indonesia diprediksi akan menjadi kontributor pertumbuhan utama pasar e-commerce di Asia Pasifik yang mencapai 137,5 miliar US Dollar pada 2025. Dengan estimasi tersebut, tanah air berkontribusi sebanyak 59 persen dari total nilai transaksi Asia Pasifik sebesar 231 miliar US Dollar.
Maraknya transaksi jual-beli online berbanding lurus dengan kebutuhan logistik dan fulfillment center. Terutama bagi para pelaku usaha yang menginginkan ongkos kirim lebih murah serta berjualan tanpa perlu memikirkan stok barang.
Andrew menambahkan, pihaknya kian gencar menambah GudangPintar di sejumlah daerah lagi. "Kami terus berkomitmen untuk menambah gudang di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Batu Retno Wonogiri, Juwiring Klaten, dan Gemolong Sragen. Sampai Maret 2022, KIOS telah memiliki 145 gudang dengan 92.789 mitra warung UMKM dan akan terus diperluas oleh perseroan,” paparnya.
Berkat strategi yang dijalankan selama ini, Kioson sukses membalikkan kinerja keuangan. Mengutip laporan keuangan konsolidasi perusahaan untuk tahun 2021, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar, setelah mengalami kerugian pada tahun sebelumnya sebesar
Rp41,9 miliar.
Laba kotor naik 124% menjadi Rp15,3 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Demi mempermudah upaya menambah gudang, Kioson tengah menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.