Edi menjelaskan, dalam upaya reklamasi ini, hal pertama yang dilakukan adalah pelandaian lahan. Pelandaian ini dilakukan dengan melakukan penutupan bekas galian tambang dengan menggunakan limestone atau batu kapur setebal 5 meter.
Penutupan bekas galian ini sekaligus juga berfungsi sebagai upaya mencegah terjadinya rembesan air. Sementara untuk kemiringan setiap hamparan yang dilandaikan itu sekitar 25 derajat.
Untuk kegiatan revegetasi, tim environmental PTFI menggunakan jenis tanaman asli setempat, yaitu rumput endemik Deschampsia. Tanaman ini hanya tumbuh di wilayah Grasberg.
“Ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan keunikan dari kawasan ini yang membuatnya sulit ditumbuhi banyak jenis tanaman. Rumput jenis ini memiliki faktor kesuksesan paling tinggi untuk tumbuh di zona alpin, yaitu 94 persen,” jelas Superintendent Highland Divisi Environment PTFI, Amiruddin.
PTFI memiliki rumah nursery untuk memperbanyak rumput endemik ini. Untuk lahan seluas 1 hektar, dapat ditumbuhi sekitar 10 ribu rumput Deschampsia. Perusahaan juga melakukan hydroseeding, yaitu upaya pemupukan dengan sistem tabur dan semprot.
“Cairan yang disemprot itu berisi campuran dari pupuk (bactosoil), media tanam, dan benih-benih yang kita ambil dari kelopak-kelopak di rumput ini. Pupuk bactosoil sendiri kami datangkan secara khusus dari Jerman,” pungkas Amiruddin.
(FAY)