IDXChannel - Indonesia membutuhkan impor garam sekitar 400 sampai 500 ribu ton menjelang Ramadan 1445 H. Itu karena adanya kebutuhan yang tinggi terhadap komoditas tersebut.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, dalam Market Review IDX Channel hari ini, Senin (19/2/2024).
Awalnya, Adhi memastikan stok produk pangan dan olahan menjelang Ramadan telah mencukupi bahkan hingga ke pelosok daerah. Namun, terdapat kekurangan garam dan beras pecah kulit sehingga harus diimpor.
"Kebutuhan garam kita sebetulnya sangat kecil sekali kalau dari persentase di produk ya, apalagi dari harga pokok. Tapi kita bisa bayangkan tanpa garam akan sulit kita menerima rasa yang sudah menjadi standar kebutuhan konsumen kita.
Apalagi untuk ekspor ya, itu kita sangat membutuhkan bahan baku tersebut," jelas Adhi.
Menurut dia, meski Indonesia negara pesisir, namun tidak semua air laut bisa menjadi garam. Sebab, diperlukan spek khusus dari industri makanan dan minuman untuk menyerap garam lokal tersebut.