IDXChannel - Ketua Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto mengatakan, mengimpor sapi bakalan akan jauh lebih menguntungkan negara dari sisi perekomian dibandingkan daging beku.
"Pertumbuhan ekonomi dan konsumsi di mulai dari tahun 2017 ke tahun 2021 mengalami penurunan. Sebetulnya impor sapi bakalan itu lebih memberikan nilai tambah dibandingkan impor daging beku," terangnya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Pataka, Kamis (13/1/2022).
Ia mencontohkan, jika daging beku diimpor 100 kilogram, maka kuantitas itulah yang dapat dikonsumsi. Beda halnya jika Pemerintah mengimpor sapi bakalan. Apabila mengimpor dengan berat 300 kilogram ekuivalen dengan 100 kilogram daging sapi seberat 100 kg, jika sapi tersebut dipelihara selama 90 sampai 120 hari dengan pakan lokal, maka mampu menghasilkan sapi seberat 476 kg atau setara daging 167 kg.
Lanjut dia menerankan, dalam proses penggemukan sapi bakalan selama 90 sampai 120 hari tersebut, diperlukan pangan lokal berupa tumbuhan hijau, konsentrat, limbah pertanian, dan mineral yang diproduksi di dalam negeri.
"Jadi kalau kita pelihara sapi bakalan, benefitnya luar biasa. Bisa menghasilkan produk sampingan lain berupa jeroan, lemak, tulang, dan sebagainya," jelas Didiek.