"Beda dengan daging beku, impor 20 ribu ton, ya cuma 20 ribu ton, tidak ada peningkatan apa-apa, tidak ada multiplier efek di situ, tidak ada proses produksi, tidak ada keterlibatan banyak orang," sambungnya.
Oleh karena itu, Didiek mengatakan, jika pemerintah mengimpor sapi bakalan dan melakukan usaha penggemukan sapi potong, maka akan mampu menyediakan daging sapi segar dalam negeri sekitar 20% dari kebutuhan nasional, bahkan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 29.000 orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 708.000 orang.
"Contohnya seperti orang yang nanam jagung, pagi, orang yang menyediakan pakan ternak, itu semua koneksinya luar biasa," urainya.
Selanjutnya dia bilang, industri penggemukan sapi potong dapat menggerakan perekonomian dipedesaan terutama penyediaan pakan ternak oleh para perani pedesaan yang nilainya mencapai Rp 3 triliun per tahun.
"Hal ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.