Kendaraan yang diproduksi itu sebagian besar berjenis truk dan SUV dengan margin yang tinggi. Khusus bulan Juli lalu, hasil penjualan triwulan II-2022 banyak terbantu oleh penjualan kendaraan dengan margin tinggi. Sementara sebagian lagi diimbangi dengan biaya dan pengeluaran komoditas yang lebih tinggi.
Ford memperkirakan biaya komoditas ke depan masih akan naik sebesar USD4 miliar di sepanjang tahun ini, sehingga menambah pekerjaan manajemen untuk mengimbangi biaya yang melonjak. Pihak Ford mengatakan pada Juli lalu telah menghadapi gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan.
"Para pemasok telah bekerja tanpa henti selama COVID. Kami melihat hasil dari tekanan dalam rantai pasokan," ujar Chief Financial Officer Ford, John Lawler, dalam laporan tersebut.
Ford telah menghadapi masalah rantai pasokan selama dua tahun terakhir yang telah berulang kali menunda produksi kendaraan, seringkali karena kekurangan chip semikonduktor. Terpantau saham Ford juga mengalami penurunan 4,4 persen menjadi USD14,27 dalam perdagangan sebelumnya.
Penulis: Ribka Christiana