IDXChannel - Bio Farma menggandeng perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma untuk mendapatkan hak eksklusif dalam pengembangan bersama blood product Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global.
Dengan kerja sama tersebut, Bio Farma akan berperan sebagai manufaktur eksklusif untuk suplai global produk Recombinant Factor VIII. Di mana penjualan dan pemasaran eksklusif pada teritori ASEAN 6 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Vietnam) dan India dimana untuk saat ini Indonesia masih 100% menggunakan produk impor.
Sedangkan, di luar teritori tersebut, penjualan dan pemasaran akan dilakukan oleh Perusahaan Rekanan yang ditunjuk oleh ProFactor Pharma.
"Kerja sama ini adalah wujud usaha pemerintah dalam menciptakan resiliensi sistem pelayanan kesehatan nasional melalui kerja sama alih teknologi inovasi," ucap Menteri BUMN Erick Thohir melalui pernyataan resmi yang dikutip oleh MPI, Kamis (6/10/22).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menegaskan, kerja sama dengan ProFactor Pharma akan semakin memaksimalkan inovasi dan kinerja Bio Farma, terutama terkait visi dan misi untuk menghasilkan produk life sciences berkualitas international standard dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.
"Kerjasama Bio Farma dan Profactor Pharma adalah dalam bentuk Co-development / pengembangan bersama serta transfer teknologi Recombinant Factor VIII yang dikembangkan oleh expert-expert ProFactor Pharma dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, dalam proses produk biologi dimulai dari proses hulu (upstream) hingga proses hilir (downstream),” papar Honesti.
Dalam kerjasama ini, Bio Farma mendapatkan milestone lisensi produksi dan penjualan eksklusif produk Recombinant Factor VIII untuk pengobatan hemophilia A di ASEAN6 dan India.
”Ini tentunya akan sangat bermanfaat secara nasional maupun global,” ucap Honesti.
Lebih lanjut, Direktur Profactor David Brown, mengatakan kerja sama Bio Farma dan ProFactor ini akan meningkatkan pelayanan kepada publik khususnya pasien hemophilia yang 75% terdiagnosa belum memperoleh pengobatan karena tingginya harga produk.
"Teknologi rekombinan ini membuat proses pembuatan blood product (rekombinan faktor VIII) akan menjadi lebih cepat dengan harga terjangkau,” ujar David.
Untuk informasi, Bio Farma adalah perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang aktif mengembangkan vaksin dan produk life sciences lainnya. Dengan kapasitas produksi hingga 3,5 miliar dosis serta mampu menghasilkan 14 jenis antigen vaksin untuk keperluan Indonesia dan Global.
Sementara itu, Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah herediter terbanyak di dunia saat ini. Terdapat 2 jenis hemofilia yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A terjadi akibat mutasi gen faktor VIII dan menyebabkan defisiensi faktor VIII.
Insiden hemofilia A adalah 1:5.000–10.000 (secara global) dari kelahiran bayi lelaki. Sebanyak 80% dari seluruh kasus adalah hemophilia A, sedangkan sisanya adalah hemofilia B (defisiensi faktor IX).
(DES)