"Ini tugas yang harus segera dilakukan oleh Menteri Erick dan jajaran management Garuda untuk melakukan renegosiasi leasing. Termasuk menekan leasing agar melakukan hapus buku (write-off) atau memberikan bunga nol persen ke Garuda. Penundaan hutang melalui PKPU hanya membantu sementara di cashflow. Namun beban perseroan masih belum akan hilang," kata Kartika.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan Erick dan management Garuda adalah melakukan peninjauan ulang rute yang dimiliki oleh Garuda. Rute internasional yang dimiliki Garuda seperti Jakarta London merupakan jalur yang membuat keuangan perseroan selama ini berat.
"Ada baiknya Pak Erick memerintahkan Garuda Indonesia untuk memaksimumkan dan memfokuskan bisnisnya di rute-rute domestik. Tujuannya agar Garuda dapat fokus melayani konektivitas masyarakat Indonesia," ungkap dia.
Kartika juga meminta agar Erick Thobit melakukan evaluasi mendalam terhadap maintenance yang dilakukan Garuda selama ini. Jika dirasa maintenance yang dilakukan Garuda di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia) tak dapat bersaing dengan yang ada di luar, harusnya management dapat mencari tempat perawatan pesawat lainnya yang dapat memberikan penawaran harga terbaik. Jika di GMF Aero Asia masih dapat bersaing maka dapat terus dilanjutkan.
"Biaya perawatan pesawat juga memegang porsi yang besar di beban operasional perseroan. Kalau Garuda masih melakukan pemeliharan pesawat di tempat yang mahal, tetap PMN yang diberikan Pemerintah tak akan membantu perbaikan kinerja Garuda,"ungkap Kartika.