Dengan adanya optimalisasi ketersediaan alat produksi, terangnya, hingga akhir tahun ini, Garuda dapat mengoperasikan sekitar 53 armada. Sedangkan pada tahun 2023 mendatang, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada.
“Kami optimistis tahun 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha,” pungkasnya.
Seperti diketahui, GIAA resmi menuntaskan proses restrukturisasi utang dengan para kreditur.
Proses ini ditandai dengan diterbitkannya Surat Utang Baru dan Sukuk Baru pada tanggal 28 dan 29 Desember 2022. Dengan demikian, GIAA akan segera mengimplementasikan perjanjian perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023. (NIA)