"Kita sudah kerja sama insyaallah tahun ini mudah-mudahan sudah bisa kita datangkan penyerbuk baru, didukung oleh pemerintah melalui Kementan dan BPDPKS," urainya.
Dengan begitu volume produksi sawit nasional ditargetkan bisa naik 5% di 2024 dan mencapai 100 juta ton pada 2045. Produksi dikejar juga untuk memenuhi konsumsi dalam negeri yang terus meningkat.
"Selalu kita khawatir di sini kalau produksi tidak kejar, konsumsi naik terus ini warning buat kita karena nanti akan terjadi persaingan antara pangan dan energi," jelas Eddy.
Senada, Sekretaris Jenderal Gapki Hadi Sugeng mengungkapkan bahwa penyerbukan sawit mayoritas atau 90% dilakukan oleh Elaeidobius dan 10% oleh angin. Katanya, produktivitas penyerbukan oleh Elaeidobius eksisting telah menurun akibat hujan.
"Alhasil, produktivitas perkebunan sawit nasional saat ini 30% lebih rendah dari yang seharusnya," ujar Hadi.