Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan, perpanjangan Tangguh tidak hanya memberikan kepastian investasi bagi upaya peningkatan produksi minyak dan gas nasional, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang.
“Perpanjangan Tangguh akan mendatangkan investasi baru sampai akhir masa kontrak diperkirakan sekitar USD4.6 miliar atau setara dengan Rp66,7 triliun. Untuk penerimaan negara di tahun 2035 sampai akhir masa kontrak diperkirakan sekitar USD5,5 miliar atau setara dengan Rp79,75 triliun, serta dampak positif berupa kontribusinya dalam menggerakkan perekonomian nasional maupun daerah maupun dampak berganda lainnya," ujar Dwi.
Anja-Isabel Dotzenrath, BP Executive Vice President Gas & Low Carbon Energy mengatakan perpanjangan ini mencerminkan komitmen jangka panjang bp terhadap Indonesia.
"Hal ini memberikan kami kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan luar biasa yang tim kami di Indonesia telah lakukan selama ini – bersama dengan para mitra kami dan dengan dukungan kuat dari Pemerintah – untuk menghasilkan gas alam dari Tangguh secara andal dan aman untuk Indonesia, dan pasar-pasar lainnya. Perpanjangan ini membantu membuka peluang-peluang baru bagi masa depan Tangguh," ungkapnya.
(DES)