"Dampak kenaikan suku bunga the Fed, apabila selisih yield obligasi AS dengan yield surat utang pemerintah semakin menipis, maka arus modal akan bergerak ke luar atau (capital outflow), sehingga berpotensi memberikan tekanan pada sisi nilai tukar rupiah," lanjutnya.
Perry menilai proses pemulihan ekonomi nasional di Indonesia akan terus berlangsung kuat. Kendati demikian, dia memastikan bahwa BI tidak akan abai untuk mencermati berbagai perkembangan global dan tantangan ke depan.
"Kita harus tetap optimistis, selalu ada peluang, dan peluang terbaik sedang kita cari untuk menumbuhkan ekonomi, dan pastinya untuk manajemen risiko suku bunga dan valuta asing, baik secara global maupun domestik," ungkapnya.
Terlebih lagi, Perry optimis bahwa prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan lebih seimbang. Bukan hanya dikuasai oleh sejumlah negara besar saja, tapi diikuti oleh pemulihan ekonomi di beberapa negara kawasan.
"Bukan hanya didorong oleh Amerika dan Tiongkok, tapi juga dengan adanya pemulihan ekonomi di Eropa, Jepang dan India. Itu jelas akan meningkatkan volume perdagangan global dan harga komoditas," pungkasnya.