IDXChannel - Para pelaku industri teknologi keuangan (financial technologi/fintech) menilai bahwa sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah merupakan kunci dalam menghadapi tantangan yang ada di 2024 ini.
Pandangan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S Djafar, dalam forum Credit Bureau Indonesia (CBI) Connect 2024, di Jakarta, belum lama ini.
"Sinergi dan kolaborasi yang intens dan kondusif antara pelaku usaha dengan regulator, sebagai perwakilan pemerintah di industri, akan menjadi kekuatan besar dalam menghadapi tantangan yang menghadang," ujar Entjik, dalam kesempatan tersebut.
Menurut Entjik, sinergi dan kolaborasi yang lebih kuat antara pelaku usaha dan pemerintah sebagai regulator sekaligus pengawas industri, dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri secara keseluruhan.
Langkah tersebut, diyakini Entjik, dapat semakin melengkapi ketangguhan yang selama ini telah ditunjukkan para pelaku industri fintech Tanah Air dalam menghadapi tantangan yang menghadang dalam beberapa tahun terakhir.
Ketanggungan tersebut sendiri, diklaim Entjik, merupakan buah dari berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh para pelaku industri fintech, sebagai bagian dari upaya memperkuat penetrasinya di masyarakat Indonesia.
"Dengan regulasi yang semakin matang dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi finansial, kami yakin sektor ini akan terus berkembang dan bisa berkontribusi lebih besar lagi dalam inklusi keuangan di Indonesia," tutur Entjik.
Di lain pihak, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Andry Asmoro, mengingatkan semua pihak terkait tren meningkatnya tantangan yang menghadang kinerja sektor keuangan Indonesia.
Proyeksi atas tren tersebut didasarkan pada makin banyaknya peristiwa dan kondisi langka yang sulit diprediksi, namun cukup membawa dampak besar terhadap pasar maupun ekonomi secara keseluruhan.
Dalam berbagai pendekatan, kondisi tersebut kerap diidentifikasi dengan istilah black swan event, yaitu sebuah peristiwa dengan probabilitas relatif rendah, namun membawa pengaruh yang cukup signifikan.
"Segala risiko perlu diantisipasi dengan kolaborasi antara regulator dan pelaku bisnis serta inovasi dan ketersediaan data yang sangat lengkap. Penguatan infrastruktur sektor keuangan dari sisi data, sumberdaya manusia dan capital akan membuat sektor keuangan semakin kuat dan efisien dalam bertumbuh dan berkontribusi bagi Pembangunan Indonesia," ujar Andry, dalam kesempatan yang sama.
Sementara, Direktur Bisnis & Layanan CBI, Anton K Adiwibowo, juga menyampaikan bahwa pasca-Pemilihan Umum, stabilitas politik memainkan peran vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui dapat terciptanya pertumbuhan kredit yang baik.
Di sisi lain, dukungan regulator terhadap penguatan peran biro kredit sebagai pendukung industri jasa keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong inklusi keuangan yang berkelanjutan.
"CBI berkomitmen mendukung regulator dengan menyediakan solusi-solusi inovatif yang dapat membantu lembaga jasa keuangan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kredit, sehingga tangguh untuk menghadapi tantangan dunia usaha yang semakin dinamis," ujar Anton. (TSA)