"Ya karena harga tinggi dan tidak stabil begini, pastinya pembeli jadi sepi. Tingkat pembelian menurun jauh sekali dibandingkan sebelumnya," ujar dia.
Sementara mengenai pembelian telur ayam, Rodiah mengatakan, terdapat sejumlah pembeli yang terpaksa membeli telur-telur yang kondisinya hampir pecah. Dia mengungkapkan, pembeli tersebut merupakan penjual makanan dengan bahan baku telur.
"Biasanya pembeli yang datang dari warung nasi itu mengakali kenaikan harga dengan membeli telur dalam kondisi hampir pecah. Ya terpaksa mungkin," ucap Rodiah.
Sementara itu, harga daging semenjak pandemi Covid-19 belum stabil, sehingga penjualannyanya pun lesu sampai saat ini.
"Sekarang pembelian daging juga lesu. Ini sejak pandemi Covid-19 sampai sekarang. Harganya acak-acakan, tidak stabil," kata pedagang daging sapi, Aan (35) di Pasar Kramat Jati.