"Karena pasti memengaruhi inflasi (kenaikan harga BBM), cuma belum diukur. Itu angka sebelum BBM naik. Sesudah BBM naik belum diukur, masih kajian dulu, tapi feeling saya naik," ungkap Kang Emil.
Dia menyatakan, Pemprov Jabar siap menggelar operasi pasar jika harga-harga kebutuhan pokok meroket. Menurutnya, operasi pasar akan digelar ketika kondisi sudah sangat mendesak dan meresahkan masyarakat.
"Operasi pasar kita monitor dulu, karena tidak ada lambungan-lambungan harga yang fundamental, kita tunggu. Tapi per hari ini, operasi pasar belum perlu. Kalau naiknya tinggi, terjadi kerisauan nah baru. Per hari ini belum perlu," katanya.
Kang Emil memastikan, pihaknya mengawasi ketat penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, agar tepat sasaran. Terlebih, kata Kang Emil, data penerima BLT sudah beberapa kali diperbaiki.
"Kami ada sistem, data sudah dibersihkan 23 kali dari zaman Covid-19. Data kita akurat, pengawasan ada tim pelaporan, aplikasi juga kita siapkan Sapa Warga. Kita siapkan Insya Allah mantap," tukasnya. (FAY)