IDXChannel - Harga bahan bakar minyak (BBM) di Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Kondisi ini terjadi sejak inflasi mulai menerjang negara tersebut, hingga mencapai titik tertinggi di angka 75 persen pada Mei 2022 lalu.
Kondisi itu membuat sejumlah perusahaan di AS memutar otak demi mengurangi biaya operasional. Seperti yang dilakukan oleh Operations Inc, sebuah perusahaan konsultan human resources yang berlokasi di Norwalk, Connecticut.
Sang CEO, David Lewis, pernah membagi-bagikan kartu pembelian BBM kepada karyawannya pada 2009 lalu ketika harga bensin mencapai USD4 per galon. Berbeda dengan saat itu, dia justru memili opsi lain, yakni menerapkan work from home alias bekerja dari rumah.
"Ini merupakan perkembangan yang tidak diinginkan bagi perusahaan-perusahaan yang mencoba untuk membuat orang kembali ke kantor. Ini adalah satu lagi alasan yang masuk akal mengapa para karyawan itu mundur,” kata Lewis, seperti dikutip dari AP, Jumat (24/6/2022).
Lewis mengaku mempekerjakan sekitar 100 karyawan di kantornya.
Sebelum pandemi Covid-19, dia sudah menerapkan 85 persen dari karyawannya untuk bekerja di kantor setidaknya dua hari dalam seminggu. Sekarang, mungkin 25 persen saja. Lewis -dan banyak kliennya- ingin lebih sering bertemu dengan karyawan di kantor namun sekali lagi mahalnya harga bensin menjadi sebuah penghalang.