Lebih lanjut, Rachmi mengatakan, tingginya harga beras sebenarnya bisa diantisipasi dengan pemakaian benih yang unggul. Benih berkualitas baik disebutnya bisa menjadi pengungkit produktivitas petani yang pada akhirnya bisa memberikan penghasilan yang lebih layak.
"Kalau benih bagus, produktivitas akan meningkat, petani akan mendapatkan hasil dari penjualan lebih bagus, lama-lama harganya bisa ditekan. Selain itu juga bisa lewat pemupukan dan efisiensi biaya operasional dengan penggunaan drone yang bisa menghemat 30 persen," ujar Rahmi.
"Jadi ini menjadi salah satu yang bisa dilakukan untuk menekan biaya produksi. Kita tunggu saja semoga perbaikan yang akan dilakukan dan sedang dilakukan bisa meningkatkan produktivitas petani," kata dia.
Sebelumnya, Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste, East Asia dan Pacific World Bank, Carolyn Turk menyatakan, harga beras di Indonesia lebih tingi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Tak tanggung-tanggung, selisih harganya mencapai 20 persen.