"Sejauh ini tidak pernah ada persoalan atau isu terkait dengan harga acuan apa kita pakai harga acuan di dalam negeri dan harga acuan di Malaysia atau juga harga acuan di Belanda, jadi sama saja," ujarnya.
Tofan menyampaikan, justru yang menjadi persoalan selama ini adalah jika permintaan terhadap minyak sawit turun, sedangkan produksi berlimpah, maka harganya akan jatuh dan para petani akan menjerit karena harga tandan buah segar (TBS) menjadi rendah.
"Tapi kalau harga acuan yang kita pakai dari mana atau di mana saya pikir itu sih baik saja, bahwa rencana pemerintah akan menciptakan bursa khusus untuk komoditas minyak sawit itu hal yang baik dan tentu akan kita apresiasi," pungkasnya.
(SLF)