IDXChannel — Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira membeberkan sejumlah efek atau dampak jika pemerintah benar-benar akan menaikkan harga gas elpiji (LPG) 3 KG atau gas melon di beberapa bulan mendatang.
Bhima mengatakan, hal tersebut akan berpengaruh pada daya beli langsung karena sebelumnya LPG non-subsidi naik sebanyak 2 kali, banyak yang turun kelas konsumsi LPG 3kg dan akan berdampak pada pelaku usaha UMKM.
“Efek terburuk adalah penutupan pelaku usaha UMKM disektor makanan minuman karena tidak kuat menanggung naiknya biaya produksi. Bisa jadi UMKM gulung tikar,” kata Ekonom Bhima Yudhistira saat dihubungi MNC PORTAL, Minggu (10/4/2022).
Sementara itu. Bhima mengatakan untuk Inflasi diperkirakan menembus 5% di akhir tahun 2022 apabila pemerintah bersikeras naikkan harga pertalite dan LPG secara bersamaan.
“Jadi kita bisa perkirakan sendiri berapa banyak yang jadi pengangguran baru apalagi 97% serapan tenaga kerja ada di UMKM. Efek lain dari naiknya LPG3kg, kalau tidak hati-hati bisa sebabkan panic buying,” urainya.
Dengan begitu, masyarakat antisipasi dengan membeli dalam jumlah besar sebelum kebijakan kenaikan LPG dilakukan. Disisi lain mekanisme penjualan LPG kg akan cenderung terbuka.
“Risiko kelangkaan LPG3kg sebagai konsekuensinya. Dan harusnya pemerintah bisa menahan selisih harga keekonomian LPG 3kg melalui mekanisme subsidi silang hasil windfall penerimaan negara dari ekspor minerba dan perkebunan,” tambahnya.
Menurut Bhima, Berdasarkan simulasi kenaikan harga minyak mentah, diproyeksi pemerintah sedang alami lonjakan pendapatan pajak dan pnbp sekitar Rp100 T.
“Jika defisit kembali bengkak karena subsidi energi maka efisiensi belanja pemerintah dan penundaan mega proyek seperti IKN juga wajib dilakukan,” urainya.