sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Gula Stagnan selama Enam Tahun, Asosiasi: Pahit untuk Petani Tebu

Economics editor Dovana Hasiana/MPI
13/06/2023 12:19 WIB
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), mengeluhkan harga gula tidak mengalami kenaikan sejak 2016 hingga 2021.
Harga Gula Stagnan selama Enam Tahun, Asosiasi: Pahit untuk Petani Tebu. Foto: MNC Media.
Harga Gula Stagnan selama Enam Tahun, Asosiasi: Pahit untuk Petani Tebu. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), mengeluhkan harga gula tidak mengalami kenaikan sejak 2016 hingga 2021. Harga Pokok Penjualan (HPP) gula petani pada rentang tahun tersebut adalah Rp9.100/kg. 

Ketua APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan petani tebu dibebankan dengan HPP yang tidak mengalami peningkatan. Apalagi unsur - unsur pendukung produksi gula mengalami kenaikan, mulai dari harga tenaga kerja yang naik hingga 2 kali lipat, harga bahan bakar minyak (BBM), hingga harga pupuk. 

"Harga gula selama ini manis bagi konsumen, tapi pahit bagi petani tebu. Harga tenaga kerja dari Rp50 ribu sudah naik hingga Rp100 ribu, harga BBM juga naik dan harga pupuk," ujar Soemitro dalam Market Review IDX Channel, Selasa (13/6/2023). 

Adapun harga pupuk merupakan faktor yang paling menjadi perhatian petani tebu. Pasalnya, petani harus merasakan kenaikan harga pupuk lantaran alokasi subsidi pupuk untuk petani tebu mengalami penurunan mulai 2019 dan 2020. 

Bahkan, 95% petani sudah beralih menggunakan pupuk non subsidi pada 2020. Ini dilakukan karena berbagai pertimbangan, salah satunya adalah kemudahan untuk menjangkau pupuk non subsidi. Adapun harga pupuk non subsidi ketika belum memasuki musim pupuk adalah Rp4.000 atau dua kali lipat harga pupuk subsidi. 

"Namun, ketika masuk ke musim panen, harga pupuk bisa capai 4x lipat harga pupuk subsidi. Biasanya dibutuhkan Rp2,5 juta untuk 1 hektare tanah, ini bisa meningkat hingga minimal Rp8 juta hingga Rp10 juta. Kalau harga gula tidak ikut naik, tentu petani akan semakin meninggalkan tebu," bebernya. 

Sementara harga gula tidak mengalami peningkatan, harga komoditas lainnya, seperti cabai dan beras, mengalami kenaikan. Sehingga menyulitkan petani untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. 

Selain itu, Soemitro menyebut harga gula Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan harga gula internasional di mana mengalami kenaikan dari 18 sen per pon, menjadi 26 hingga 28 sen per pon. 

“Harga gula Indonesia murah dibandingkan dengan internasional. Beberapa negara produsen gula menerapkan kenaikan harga gula di atas harga gula internasional untuk melindungi petani dalam negeri,” pungkasnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement