"Tapi kalau nanti (harga kedelai) naiknya udah lebih dari Rp 10.000, kemungkinan saya akan naikin (harga tempenya)," sambungnya.
Lebih lanjut Bang Timbul menuturkan, mengingat harga bahan baku yang mahal, ia menyiasatinya dengan mengurangi jumlah produksi. Hal ini ia lakukan untuk menghindari adanya penumpukan stok tempe apabila dalam satu hari tidak terjual semua.
"Paling saya siasatin biar nggak rugi, bikin tempenya nggak banyak. Dikuranginlah dari jumlah biasanya. Takut nggak habis. Karena kan pembeli juga taunya sekarang tempe mahal. Jadi nggak belanja ke pasar," ujarnya.
(FRI)