“Situasi Jerman dimulai, tetapi ada banyak minyak mentah di luar sana. Tidak ada sisi lain dari persediaan minyak. Kami kebanjiran minyak," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
"Benua Eropa memperketat langkah-langkah virus corona dan dengan demikian semakin membatasi mobilitas," sambung Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Selasa (23/3/2021).
"Ini kemungkinan akan berdampak negatif pada permintaan minyak," tambahnya.
Dolar AS yang lebih kuat juga membebani harga, karena biasanya membuat minyak dalam mata uang greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar minyak mentah fisik menunjukkan bahwa permintaan lebih rendah daripada pasar berjangka. "Harga fisik telah lebih lemah daripada berjangka telah ditunjukkan beberapa minggu," kata Lachlan Shaw, kepala penelitian komoditas di National Australia Bank.
(SANDY)