Macquarie Group menilai pasokan tahun ini masih kecil meski tak berlebihan.
Nikel merosot pada 2024 karena melonjaknya produksi di Indonesia dan melemahnya permintaan dari pembuat baterai dan sektor baja tahan karat.
Sementara tahun ini, pedagang masih mengamati perkembangan ekonomi global setelah ada upaya China untuk menstimulasi ekonominya. Serta kemungkinan adanya aturan kebijakan tarif dari pemerintah Amerika Serikat era Donald Trump.
Macquarie Group masih memandang produksi nikel Indonesia tetap menjadi faktor penggerak utama harga. Sebab, Indonesia menjadi negara terbesar penghasil nikel dunia.
Macquarie Group menyebut pasokan nikel di Indonesia tahun lalu kesulitan untuk memenuhi permintaan karena pembatasan pemerintah. Hal itu membuat Filipina mencetak rekor impor.
(Ibnu Hariyanto)