IDXChannel - Mahalnya harga pakan ternak di daerah telah menyebabkan harga telur anjlok di beberapa daerah. Kondisi ini membuat sejumlah peternak mengeluhkan kesulitannya hingga melakukan protes ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Blitar, Jawa Timur, beberapa pekan lalu.
Kementerian Pertanian mengungkap ada beberapa masalah terkait harga pakan jagung yang dikeluhkan peternak. Sebelumnya, pemerintah menyiapkan skema harga jagung dapat ditekan menjadi Rp4.500 per kilogram (kg) di tingkat peternak di tiga daerah sentra yakni Blitar, Klaten, dan Lampung.
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, mengatakan, permasalahan utama ada di penyesuaian antara pengusaha dan para peternak rumahan yang dirugikan.
"Sebenernya permasalahan utama adalah bagaimana mensinkroniasasi persoalan antara pengusaha pakan baik itu yang besar maupun yang kecil terhadap para peternak-peternak rumahan yang memang dalam hal ini sangat dirugikan saat ini," kata Wamentan dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (20/9/2021).
Kementan mengaku stok saat ini sebetulnya stabil dan ada, namun kondisi saat ini membuat pendistribusian agak bermasalah hingga terjadi pelanggaran di lapangan.
"Apapun permasalahan termasuk ketersediaan stok jagung sebenernya sustain, artinya stabil dan ada, cuma bagaimana membuat kondisi ini, sampai ke kawan-kawan peternak ini dengan masif dan tidak ada pelanggaran di lapangan," ujar Harvick.
Diketahui, peternak ayam petelur menyebut kenaikan harga jagung berdampak pada harga telur. Sehingga harga telur mengalami lonjakan di sejumlah daerah.
Dalam Raker dengan Komisi IV DPR tersebut, pada tahun 2022 Kementerian Pertanian menargetkan produksi komoditas utama yaitu padi sebesar 55,20 juta ton, jagung 20,10 juta ton, kedelai 0,20 juta ton, bawang merah 1,64 juta ton, cabai 2,87 juta ton, bawang putih 91 ribu ton, kakao 780,90 ribu ton, kopi 795,45 juta ton, gula tebu 2,30 juta ton, kelapa 2,86 juta ton dan daging sapi/kerbau sebesar 444,55 ribu ton (meatyield).
Dengan target tersebut, Wamentan berharap bahwa masalah klasik ini dapat dimengerti oleh para pengusaha pakan agar edukasi dari Kementan mengenai kondisi stok dan yang lainnya itu sampai ke tangan mereka.
"Stock buffer kami cukup bahkan lebih untuk tahun ini dan kita mencoba bagaimana situasi ini stabil dan kondusif, nah inilah kita perlu mendapat dukungan dari Komisi IV untuk mengingatkan pengusaha pakan kita agar ini memang klasik, kalau dulu ada hambatan edukasi di masyarakat di satu sisi kita berpikir daya beli masyarakat," pungkas Wamentan. (TYO)