Dalam hal ini, FAO memperingatkan bahwa pembatasan ekspor dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan pada produksi, konsumsi dan harga beras dan berisiko memperburuk inflasi pangan domestik di banyak negara.
Diketahui Indonesia juga merupakan salah satu negara importir beras. Meskipun sebagai negara agraris atau penghasil beras, namun impor RI atas komoditas satu ini masih cukup besar.
Pemerintah Indonesia berencana mengimpor beras 2 juta ton pada 2023. Rencana ini terdapat pada Surat Penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dirilis 24 Maret 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 juta ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Bapanas dalam suratnya pada akhir Maret lalu.
Jika terealisai, volume impor beras 2023 ini akan melonjak 365 persen dibanding 2022 (yoy) sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 429.207 ton sepanjang 2022. Angka ini juga meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Adapun India menjadi negara asal impor beras terbesar, diikuti Pakistan, Vietnam, Thailand, dan Myanmar seperti terlihat pada grafik.
Sementara pemerintah India mengumumkan larangan ekspor beras putih non-basmati. Langkah tersebut bisa saja menimbulkan kekhawatiran terkait pasokan beras di beberapa bagian dunia, termasuk Indonesia.
Selain itu, ketatnya pasokan berpeluang membuat harga beras impor akan semakin mahal. Ini bisa menjadi ancaman bagi RI yang berniat mengimpor beras cukup besar di tahun ini. (ADF)