Zivan mengatakan bahwa untuk dapat menumbuhkan sektor penerbangan, diperlukan adanya analisa rute penerbangan. Hal itu dikarenakan masih terdapat beberapa rute yang tingkat okupansinya hanya 50 persen.
"Jadi saya kira penerbangan di Indonesia membutuhkan analisa rute yang sangat cekatan sekali yang dapat memenuhi keteirsian minimal 80 persen penumpang," katanya.
Sedangkan untuk tujuan populer seperti Bali, Medan dan Balikpapan, dirinya menyebut pemerintah dan maskapai perlu menciptakan pasar dan memfokuskan armada penerbangan di wilayah tersebut.
"Sehingga ketersediaan pesawat di rute populer itu semakin tinggi, akan terjadinya persaingan pasar, sehingga konsumen memiliki opsi untuk memilih maskapai. dengan adanya peersaingan tersebut diharapkan berpengaruh terhadap persaingan harga dan diharapkan akan ada dampak langsung," pungkasnya. (TYO)