Selain Indonesia, pemilik cadangan bijih bauksit terbesar di dunia yaitu Guinea mencapai 24%, lalu Australia menguasai 20%, Vietnam 12%, Brazil 9%, dan Jamaika diperingka ke lima dengan cadangan bijih bauksit sebesar 7%.
Produksi Bijih bauksit di indonesia sebesar 16,6 juta ton, dimana bijih bauksit tersebut di ekspor sebesar 16,1 juta ton dan bijih bauksit yang di supply dalam negeri untuk pengolahan alumina sebesar 2,9 juta ton.
Kemudian, produksi Alumina di indonesia sebesar 1,1 juta ton dimana Alumina (SGA dan CGA) di ekspor sebesar 1,08 juta ton (SGA : 1,06 juta ton dan CGA : 51,8 ribu ton) dan alumina yang di supply dalam negeri untuk pemurnian alumunium sebesar 27 ribu ton (SGA) dan yang langsung ke industri seperti kertas, detergen, kabel, dan lainnya sebesar 19 ribu ton (CGA).
Produksi alumunium di indonesia sebesar 250 ribu ton dan diperlukan impor alumina (SGA) sebesar 458 ribu ton. Kebutuhan Alumunium indonesia sebesar 1 juta ton dan produksi alumunium di indonesia hanya sebesar 250 ribu ton sehingga dibutuhkan impor alumunium sebesar 748 ribu ton.
Adapun sumberdaya dan cadangan bauksit Indonesia terbesar berada di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan memiliki sumberdaya (SD) Bijih sebanyak 3.131 Juta ton, SD Logam sebanyak 1.241 Juta ton, Cadangan (CD) Bijih sebanyak 2.357 Juta ton, dan CD Logam sebanyak 703 Juta ton.