Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI, Nasril Bahar, mengatakan bahwa proyek JTB ini sangat strategis dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat Bojonegoro dan Jawa Timur lainnya sekaligus Jawa Tengah.
"Karena dengan pemenuhan energi dari JTB akan terjadi pergerakan ekonomi, yang sekaligus akan memberikan pemasukan bagi negara melalui sales gasnya sehingga JTB akan menjadi tumpuan penting dalam pemenuhan energi nasional,” ungkap Nasril.
Kunjungan spesifik Komisi VII DPR ke proyek JTB memberikan makna untuk terus menguatkan industri hulu migas di area Jawa Timur dan sekitarnya yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 24,4 persen terhadap total lifting minyak dan gas secara nasional.
Sehingga kehandalan operasional pengelolaan hulu migas serta dapat diselesaikannya proyek-proyek hulu migas dapat menjaga pasokan migas untuk mendukung upaya membangun ketahanan energi untuk pembangunan berkelanjutan untuk mendukung tercapainya Visi 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel (BOPD) dan gas 12 triliun kaki kubik per hari (BSCFD).
Di Jawa Timur dan sekitarnya terdapat 22 WK dimana 17 diantaranya telah memasuki fase produksi dan lima lainnya masih dalam tahap eksplorasi. 17 WK tersebut memproduksikan sekitar 203,5 ribu BOPD atau sekitar 33 persen dari Produksi Nasional dan 555. MMSCFD gas atau sekitar 10,4 persen dari produksi nasional.