Menurut hasil riset Temasek, Google, serta Bain & Company dalam laporan berjudul e-Conomy SEA 2021, perdagangan e-commerce di Indonesia pada 2021 diperkirakan mencapai US$ 53 miliar atau moncer 52% year on year (yoy) dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 35 miliar.
Laporan e-Conomy SEA 2021 juga menyebutkan bahwa Indonesia menyambut 21 juta pengguna baru layanan online selama pandemi. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga mencatat jumlah transaksi di e-commerce meningkat hampir dua kali lipat. Di tengah pandemi virus corona terjadi peningkatan transaksi dari 80 juta transaksi pada 2019 menjadi 140 juta transaksi hingga Agustus 2020.
Kondisi ini juga tidak terlepas dari perkembangan ekosisitem start-up Indonesia yang bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kemunculan Gojek sebagai unicorn pertama semakin memperkuat ekosistem start-up, termasuk persaingan e-commerce.
E-commerce asli Indonesia, Tokopedia juga berhasil menyandang status Unicorn di tahun 2017 setelah mendapat pendanaan dari Alibaba Group sebesar US$ 1,1 miliar. Berdasarkan data CBInsights, di akhir 2018 Tokopedia tercatat memiliki valuasi hingga US$ 7 miliar atau sekitar Rp 102 triliun.
Untuk memperluas bisnis, Tokopedia akhirnya memutusakan untuk melakukan merger dengan Gojek di tahun 2021 dan melahirkan GoTo. Mengutip dari laporan CBInsight, startup dengan CEO Andre Soelistyo ini meraup valuasi mencapai Rp 256,55 triliun.