"Kerja sama pembangunan pabrik coal to methanol sangat penting bagi sektor industri," jelasnya.
Agus menuturkan, penguatan hilirisasi industri setidaknya memberi lima manfaat besar bagi perekonomian. Pertama, memperkuat daya saing produk hasil hilirisasi yang dapat meningkatkan ekspor, menjadi bagian dari supply chain global, serta mendorong subtitusi impor.
Kedua, meningkatkan penciptaan lapangan kerja dengan berkembangnya industri hilir serta ekspansi dan investasi baru yang akan menyerap lebih banyak tenaga kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, sebagai bagian dari upaya memperkuat nilai tambah industri di dalam negeri, yang akan memperbesar kontribusinya bagi perekonomian.
Keempat, hilirisasi akan mengakselerasi transfer teknologi di Indonesia. Spillover dari teknologi ini bisa menumbuhkan iklim kewirausahaan dan inovasi-inovasi baru. "Selanjutnya, hilirisasi dapat meningkatkan subtitusi impor yang akan menekan defisit neraca perdagangan," paparnya.
Pada tahun 2020, nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai USD11,85 miliar, sedangkan nilai impornya mencapai USD18,25 miliar. Dengan demikian ada defisit sebesar USD6,4 miliar.