IDXChannel - Pemerintah terus mendorong industri pertambangan untuk melakukan hilirisasi industri. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini, yang menegaskan Indonesia tidak akan mengekspor bahan mentah lagi.
Salah satu ekspor tambang yang akan dilarang adalah komoditas timah untuk mengembangkan industri hilirisasi timah di dalam negeri.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelarangan ekspor timah mengarah pada timah batangan yakni Tin Ingot berkadar 99,99% atau Sn 99,99. Sementara, larangan ekspor bijih timah sudah dilakukan terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar industri timah dapat lebih terdorong ke arah hilir seperti tin solder, tin plate, dan tin chemical agar lebih terfokus dan berkembang.
Sumber Daya Jumbo
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki sumber daya timah 2,4 juta ton logam timah dengan cadangan 2,1 juta ton. Cadangan timah di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia, sehingga RI berperan penting dalam penyediaan bahan baku timah dunia. Indonesia bahkan menyumbang 17% cadangan timah dunia. (Lihat grafik di bawah ini.)
Adapun, timah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kemasan untuk makanan, campuran amalgam tambal gigi sebagai pengganti air raksa (Hg), campuran pada stick golf dan amunisi, penutup botol, sebagai lapisan penghambat api pada produk kabel listrik dan peralatan rumah tangga, timah solder, bola lampu, dan cat.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menemukan, produksi timah di dunia diperkirakan sebanyak 310.000 metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 1,64% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 305.000 metrik ton.
China menjadi produsen timah terbesar di dunia pada 2022. Pasalnya, produksi timah di Negeri Panda itu mencapai 95.000 metrik ton sepanjang tahun lalu. Posisinya disusul Indonesia dengan total produksi timah sebesar 74.000 metrik ton.
Di bawah Indonesia, Myanmar menjadi produsen terbesar ke tiga terpantau sebanyak 31.000 metrik ton. Di posisi ke empat, Peru mencatatkan produksi timah sebanyak 29.000 metrik ton sepanjang tahun lalu. Selanjutnya, produksi timah di Brasil dan Bolivia masing-masing sebesar 18 ribu metrik ton dan 17 juta metrik ton.
Harga Kompetitif
Berdasarkan data Trading Economics, harga timah berjangka terpantau melonjak di atas USD25.600 per ton. Ini merupakan level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu di tengah ekspektasi kekurangan pasokan di pasar timah global.
Tren harga timah terpantau terus naik dan sempat mencapai level tertinggi sepanjang tahun di angka USD27.225 per ton. (Lihat grafik di bawah ini.)
Meskipun pemulihan permintaan China lambat, larangan penambangan timah yang akan diberlakukan di wilayah Wa, Myanmar dan larangan ekspor timah batangan Indonesia berdampak bagi kenaikan harga timah global.
Per 1 Agustus 2023, semua aktivitas penambangan, termasuk eksplorasi dan pemrosesan, akan dihentikan sementara di negara bagian Wa, Myanmar untuk melestarikan sumber daya yang tersisa.