"Keunggulan-keunggulan ini yang diintegrasikan. Memang penggabungan menjadi sempurna. Ini bisa memberi opsi solusi keuangan yang lebih bervariasi. Pelaku usaha khususnya di agrikultur pun itu masih banyak sekali yang masih terjebak rente dan sistem ijon. Kalau ini bisa diatasi, maka upaya pengendalian harga pangan pun bisa lebih baik," katanya.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan saat ini optimisme di masyarakat kembali meningkat. Lantaran pemerintah banyak memberikan stimulus untuk mendongkrak ekonomi, ditambah vaksinasi yang lebih gencar dilakukan untuk menekan dampak lebih buruk dari pandemi.
Hal itu, membuat pelaku UMKM merasa cukup leluasa untuk kembali berusaha. Terlebih pemerintah pun mendorong pelaku UMKM untuk melakukan digitalisasi pada usahanya.
"Memang perlu diakui masih belum banyak yang beradaptasi dengan digital. Dengan relaksasi mobilitas, tentuinya optimisme sudah mulai kembali. Kami harap Holding UMi juga bisa lebih cepat menjawab kebutuhan modal kerja," imbuhnya.
Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PSEP) Universitas Trilogi, Setia P. Lenggono mengatakan Holding UMi diharapkan mampu mendongkrak kinerja perekonomian rakyat melalui UMKM yang notabene jumlahnya paling besar dari total usaha di Indonesia.