Isu air bersih dan tugas perdana Holding Danareksa
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan mandat kepada Holding Danareksa sebagai BUMN spesialis transformasi untuk melakukan kapasitas dan potensi pada anak perusahaan. Tugas pertama yang diemban yakni mengoptimalkan potensi kawasan industri dan menyelesaikan isu air bersih di Indonesia.
Holding Danareksa pun meluncurkan Indonesia Water Fund (IWF) dengan mengelola dana sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun. Bersama mitra strategis, yakni Pacific Pte Ltd, PT Moya Indonesia dan PT CITIC Envirotech Indonesia, Danareksa didapuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta masyarakat Indonesia.
Adapun anggota holding (Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2) akan menyediakan air bersih secara berkelanjutan bagi masyarakat di sejumlah daerah.
Sebab, hanya 23% populasi yang mendapatkan akses air bersih. Bahkan beberapa warga lainnya masih menghadapi ketidaksetaraan dari sisi harga air bersih dengan rentang antara Rp65.000 hingga Rp140.000 per meter kubik.
“IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB (produk domestik bruto) Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 persen pada 2045,” kata Erick saat peluncuran IWF.
Menteri BUMN Erick Thohir saat memaparkan target BUMN di 2023 - - Foto: dok Kementerian BUMN
Adapun IWF menawarkan pendekatan investasi khusus dalam penyediaan akses air bersih. Dengan kata lain, tidak hanya memiliki manfaat berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, tapi untuk pembiayaan proyek SPAM baru (greenfield) serta proyek SPAM yang telah berjalan (brownfield)
Pada kesempatan lain, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan IWF merupakan solusi dari pendanaan proyek pembangunan air bersih yang tidak semuanya bisa didanai oleh APBN.
Proyek pembangunan air bersih setidaknya memerlukan dana sekitar Rp190 triliun, sementara kas negara hanya mampu mengalokasikan dana sekitar Rp60 triliun.
"Saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan air tanah untuk memenuhi konsumsi air bersih atau membeli air galon dengan harga yang mahal. Program Indonesia Water Fund ini akan membuka akses air bersih bagi masyarakat hingga ke wilayah kabupaten dan kota," ujar Tiko.
Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono menambahkan, anggota holding bakal tancap gas dalam menjalankan 31 proyek air bersih dengan total nilai Rp45 triliun. Sebagian besar proyek itu berada di Pulau Jawa di antaranya Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"IWF dapat masuk pada proyek-proyek yang belum dibangun (brownfield) maupun yang sudah dibangun (greenfield)," ujar Arisudono.