sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Holding Unik Danareksa, Obat Kuat BUMN Mini

Economics editor Desi Angriani
02/02/2023 14:09 WIB
Holding Danareksa disebut paling unik lantaran menaungi beragam sektor industri yakni Jasa Keuangan, Kawasan Industri, Konstruksi, Media dan Teknologi.
Holding Unik Danareksa, Obat Kuat BUMN Mini (Foto: dok Danareksa)
Holding Unik Danareksa, Obat Kuat BUMN Mini (Foto: dok Danareksa)

Kontribusi Holding Danareksa ke Negara

Perusahaan BUMN memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbangkan oleh perusahaan pelat merah.

Sayangnya, tak semua BUMN mampu menambah pundi-pundi negara dalam jumlah jumbo layaknya Pertamina, PLN, Telkom, Mandiri, BRI, BNI hingga Waskita Karya.

Pengamat BUMN UI Toto Pranoto menyebut mayoritas kontribusi pendapatan BUMN hanya disumbang oleh sekitar 20% dari total perusahaan pelat merah.

“Jadi itulah mereka yang asetnya cover 85% dan dari keseluruhan laba bersih mencatatkan dominan. Hanya sedikit BUMN yang bisa menghasilkan pendapatan dari aset yang dimiliki,” jelas Toto dalam rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Dengan adanya skema klasterisasi BUMN dalam holding, lanjutnya, akan menciptakan  kontribusi yang signifikan bagi negara. 

"Bagaimana membuat existing BUMN yang ada bisa memiliki daya saing yang lebih kuat. Supaya efisiensi bisa ditingkatkan dan performance bisa lebih baik lagi," tambahnya.

Jika merujuk pada Holding Danareksa dengan 12 klaster, setoran ke APBN diyakini akan lebih besar daripada holding lainnya. Buktinya sepanjang Januari-September 2022, laba bersih konsolidasi Holding Danareksa sudah hampir setara dengan tahun lalu yang mencapai Rp796 miliar. 

Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono menargetkan laba bersih konsolidasi pada akhir 2022 sebesar Rp1 triliun dengan subklaster kawasan industri masih menjadi kontributor terbesar yakni mencapai Rp800 miliar.

Ia menjelaskan, target laba bersih tersebut dirinci dari performa laba bersih konsolidasi holding tahap I yang mencakup 10 anak perusahaan pada 2020 mencapai Rp468,6 miliar dan laba bersih konsolidasi tahap I pada 2021 sebesar Rp796 miliar. Laba bersih konsolidasi di kuartal III-2022 di sekitar Rp700-an miliar.

"Di akhir tahun prognosa (sektor) kawasan industri saja sudah sekitar Rp800 miliar, lalu PPA sekitar Rp400 miliar. Keinginan kita (laba bersih konsolidasi) bisa mendekati Rp 1 triliun pada akhir tahun dan itu progres cukup baik," ujar Arisudono saat media gathering Holding BUMN Danareksa.

Sejak adanya holdingnisasi di tubuh BUMN, laba seluruh perusahaan pelat merah hingga kuartal III 2022 naik 154% atau mencapai sebesar Rp155 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp61 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut terjadi karena peningkatan Pendapatan Usaha BUMN dari Rp1.613 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp2.091 triliun pada kuartal III 2022.

Kinerja positif ini, turut meningkatkan kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara berupa pajak, dividen, dan Pendapatan Negara Bukan (PNBP) sebesar Rp68 miliar, yakni dari Rp1.130 triliun (periode 2017 sampai 2019) menjadi Rp1.198 triliun (2020 hingga kuartal III-2022).

(DES)

Halaman : 1 2 3 4 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement