"Intinya, swasta dipaksa dulu bekerja untuk memenuhi stok Bulog. Ini agar tidak ada rebutan gabah dan beras di pasar. Ujung akhirnya harga juga tidak akan melompat-lompat," kata dia.
Khudori menilai, kebijakan ini kemungkinan akan diikuti menghilangnya berbagai merek beras premium di pasar modern. Kemungkinan itu terjadi perlahan karena beras produk lama dari gabah dengan harga lama masih beredar di pasar.
"Jika dugaan ini benar adanya, situasi yang terjadi pada Maret-April tahun 2024 kemungkinan bakal berulang, beras premium aneka merek akan menghilang dari supermarket dan ritel modern. Yang merajai adalah beras SPHP milik Bulog dan beras khusus. Beras khusus tak diatur HET," ujarnya.
Namun, Khudori menyebut, bagi konsumen yang merasa kehilangan aneka merek beras premium di supermarket yang selama ini dikonsumsi, mereka bisa membeli beras tersebut di pasar tradisional.
"Hampir bisa dipastikan beras premium aneka merek itu bisa ditemukan di sana, seperti yang terjadi di tahun lalu. Tapi harganya berpeluang di atas HET," ujar dia.
(Dhera Arizona)