sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

HPP Gabah Naik Tak Dibarengi Kenaikan HET, Waspadai Kelangkaan Beras Premium

Economics editor Tangguh Yudha
15/01/2025 11:10 WIB
Khudori menilai, kebijakan ini kemungkinan akan diikuti menghilangnya berbagai merek beras premium di pasar modern.
HPP Gabah Naik Tak Dibarengi Kenaikan HET, Waspadai Kelangkaan Beras Premium. (Foto MNC Media)
HPP Gabah Naik Tak Dibarengi Kenaikan HET, Waspadai Kelangkaan Beras Premium. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah resmi menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dari Rp6.000 per kg menjadi Rp6.500 per kg di tingkat petani. Namun, kenaikan HPP ini tidak disertai dengan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, tidak masuk akal menaikkan HPP tanpa diikuti kenaikan HET. Sebab, gabah adalah input produk beras, di mana ketika harga input atau bahan baku naik, maka harga output beras pun bakal ikut terkerek.

Menurutnya, bagi penggilingan padi terutama yang skalanya kecil juga akan memberikan dampak tersendiri. Penggilingan padi bakal memiliki dua pilihan, yakni menjual beras sesuai HET beras tapi mengorbankan kualitas atau menjual beras sesuai kualitas tapi dengan harga di atas HET.

"Penggilingan di bawah Perpadi mau tidak mau harus bekerja menjadi mitra Bulog. Yang penting perputaran stok cepat. Mungkin karena itu, pengurus Perpadi diundang tatkala pemerintah membahas kapan HPP baru ini akan efektif berlaku," kata Khudori, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

"Intinya, swasta dipaksa dulu bekerja untuk memenuhi stok Bulog. Ini agar tidak ada rebutan gabah dan beras di pasar. Ujung akhirnya harga juga tidak akan melompat-lompat," kata dia.

Khudori menilai, kebijakan ini kemungkinan akan diikuti menghilangnya berbagai merek beras premium di pasar modern. Kemungkinan itu terjadi perlahan karena beras produk lama dari gabah dengan harga lama masih beredar di pasar.

"Jika dugaan ini benar adanya, situasi yang terjadi pada Maret-April tahun 2024 kemungkinan bakal berulang, beras premium aneka merek akan menghilang dari supermarket dan ritel modern. Yang merajai adalah beras SPHP milik Bulog dan beras khusus. Beras khusus tak diatur HET," ujarnya.

Namun, Khudori menyebut, bagi konsumen yang merasa kehilangan aneka merek beras premium di supermarket yang selama ini dikonsumsi, mereka bisa membeli beras tersebut di pasar tradisional.

"Hampir bisa dipastikan beras premium aneka merek itu bisa ditemukan di sana, seperti yang terjadi di tahun lalu. Tapi harganya berpeluang di atas HET," ujar dia.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement