"Jadi Jakarta hari ini seleranya Bung Karno. Gak perlu dipertanyakan kenapa Istiqlal bentuknya begitu, Monas begitu karena itu selera pemimpin pada zamannya," tegas dia.
Dia juga menekankan, di balik pro kontra pembangunan IKN di Kaltim, hal terpenting adalah kehadiran bu kota baru itu bisa membanggakan masyarakat dan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim harus diterima dengan baik.
"Karena kita sudah memutuskan secara resmi ibu kota Indonesia kan pindah," imbuhnya.
Namun, Kang Emil, apaan akrabnya menegaskan bahwa yang saat ini harus dipikirkan adalah nasib Jakarta pasca kepindahan Ibu kota ke Kalimantan Timur.
"Yang harus ditanyakan justru Jakarta setelah ditinggal, jadi apa. Judulnya itu dia juga belum pernah dibahas," tandas Kang Emil.