sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IFC: Impor Pakaian Bekas Merugikan Desainer dan Produsen Lokal yang Cari Nafkah

Economics editor Febrina Ratna
19/03/2023 22:25 WIB
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) menegaskan industri fashion Indonesia benar-benar terdampak oleh impor pakaian bekas ilegal.
IFC: Impor Pakaian Bekas Merugikan Desainer dan Produsen Lokal yang Cari Nafkah. (Foto: MNC Media)
IFC: Impor Pakaian Bekas Merugikan Desainer dan Produsen Lokal yang Cari Nafkah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), menegaskan industri fashion Indonesia benar-benar harus memperhatikan dampak impor pakaian bekas ilegal. Sebab, bisnis pakaian seperti itu dapat memberikan dampak negatif terhadap industri fashion di dalam negeri.

Pertama, pakaian bekas tersebut dapat merugikan desainer dan produsen lokal yang mencoba mencari nafkah dari karyanya. Ketika pakaian bekas yang murah membanjiri pasar, sulit bagi desainer lokal untuk bersaing dalam hal harga, yang dapat menyebabkan penurunan permintaan untuk produk mereka. Hal ini pada akhirnya dapat mengakibatkan pekerjaan yang lebih sedikit dan pendapatan yang berkurang untuk industri secara keseluruhan.

Kedua, dapat merusak lingkungan. Banyak pakaian bekas berasal dari negara maju di mana fashion cepat merupakan tren, dan sering dibuang setelah hanya beberapa kali dipakai. Mengimpor barang-barang ini ke Indonesia tidak hanya memperburuk siklus konsumsi tetapi juga menambah masalah limbah di negara ini.

Ketiga, dapat memengaruhi identitas budaya Indonesia. Fashion adalah aspek kunci dari ekspresi budaya, dan ketika pakaian impor murah membanjiri pasar, dapat merusak keunikan dari fashion Indonesia. Hal ini dapat merugikan industri dalam jangka panjang, karena dapat membuat lebih sulit bagi desainer Indonesia untuk membangun identitas merek yang unik.

Mengingat kekhawatiran ini, Ali menegaskan juga bahwa dapat dimengerti mengapa Pemerintah Indonesia ingin melarang impor pakaian bekas ilegal. Dengan melakukannya, dapat membantu melindungi desainer dan produsen lokal, mengurangi limbah lingkungan, serta melestarikan identitas budaya Indonesia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement