Pertamina juga menargetkan peningkatan kapasitas EBT total menjadi 10,2 Gigawatt pada tahun 2026.
"Kami ingin mencapai target dengan melaksanakan berbagai program seperti peningkatan pemanfaatan gas, pemanfaatan biofuel dan pengembangan energi hijau. Selain itu, pengembangan energi baru dan terbarukan juga akan menjadi salah satu prioritas Pertamina untuk menjawab isu lingkungan dan trend transisi energi pada tahun 2030," jelas Emma.
Pertamina juga telah menjalankan berbagai inisiatif untuk melestarikan flora dan fauna di seluruh area operasinya, dengan melestarikan dan menjaga 87 jenis hewan endemik dan 52 spesies tanaman langka yang terancam punah.
Menurut Emma, dalam aspek sosial, Pertamina memiliki tugas menjaga ketahanan energi nasional dan menyediakan energi ke seluruh pelosok negeri melalui program unggulannya seperti BBM Satu Harga dan implementasi One Village One Outlet (OVOO). Program OVOO sekaligus akan mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan ke wilayah perdesaan dengan harga terjangkau.
Dalam aspek Governance, Pertamina telah meluncurkan Piagam Pertamina Clean pada bulan Juni 2020 sebagai salah satu implementasi dari ISO 37001:2016 dalam sistem manajemen anti suap. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Pertamina yang tidak mentolerir terhadap suap serta menjunjung tinggi profesionalitas, kepercayaan, dan integritas.
"Dengan dukungan stakeholder, Pertamina akan terus mengimplementasikan ESG untuk mendorong Pertamina tampil sebagai perusahaan migas kelas dunia yang memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat, bangsa dan negara," pungkas Emma. (TYO)