sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Imbas Pedasnya Harga Cabai, Pedagang Sambal Terpaksa Kurangi Produksi

Economics editor Avirista M/Kontributor
11/06/2022 11:33 WIB
Heni Wardhani, pemilik salah satu produk sambal mengungkapkan, mahalnya harga cabai membuatnya mengurangi jumlah pembelian cabai
Imbas Pedasnya Harga Cabai, Pedagang Sambal Terpaksa Kurangi Produksi (FOTO:MNC Media)
Imbas Pedasnya Harga Cabai, Pedagang Sambal Terpaksa Kurangi Produksi (FOTO:MNC Media)

Menurutnya, dengan harga tersebut ia merasa kesusahan dalam menyiasati beban operasional produksinya. Saat harga cabai di atas Rp 50.000 per kilogramnya saja dianggapnya sudah memberatkan.

"Sempat turun di harga Rp55 ribu. Saya kalau di atas Rp50 (Rp 50.000 per kilogram) sudah agak payah, apalagi kalau rawit mahal, biasanya cabai besar merah agak turun, cabai ijo juga turun. Yang paling tinggi rawit, rawit itu (naiknya) 90 persen, tapi sekarang semuanya naik," ungkapnya.

Imbas dari pengurangan belanja cabai, produksi sambal dengan merek Mama Ni di rumah miliknya, yang berada di Perumahan Plaosan Permai Estate, Kelurahan Pandawangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pun turun. Penurunan produksi ini telah ia lakukan sejak awal bulan Juni 2022. Jika sebelumnya Heni mampu memproduksi 1.000 botol sambal dengan 23 varian rasanya, hal itu ia kurangi.

"Kalau produksi kita tetap produksi setiap hari, cuma tidak nyetok banyak - banyak bisa sampai 1.000 sewaktu-waktu ada permintaan bisa langsung kirim, sekarang hanya memenuhi permintaan atau order," kata dia.

Penurunan jumlah produksi juga ia lakukan di varian rasa sambalnya, dimana dari 23 varian rasa sambal yang biasanya tersedia, masing-masing rasa ia kurangi produksinya hingga setengahnya. Prioritas produksinya pun hanya pada varian rasa unggulan seperti rasa bawang merah, oseng tuna asap, cumi asap, dan cumi pelangi.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement