IDXChannel - Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5-1,75%. Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan bahwa ada beberapa dampak yang perlu diwaspadai dari kenaikan suku bunga AS oleh The Fed.
"Pertama, keluarnya modal asing dipasar surat utang karena spread antara Yield SBN dan Yield Treasury di tenor yang sama semakin menyempit. Investor asing cenderung mengalihkan dana ke negara maju, memicu capital outflow di emerging market," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Senin(20/6/2022).
Kedua, sambung dia, penyempitan likuiditas karena bank dalam posisi mengejar pertumbuhan kredit yang tinggi paska pandemi melandai tapi terhalang oleh kenaikan tingkat suku bunga.
"Perebutan dana antara pemerintah dan bank dalam menjaga tingkat pembiayaan defisit anggaran akan membuat dana deposan domestik berpindah ke SBN. Crowding out sangat membahayakan kondisi likuiditas disektor keuangan," ungkapnya.
Ketiga, kenaikan suku bunga Fed rentan di ikuti kenaikan tingkat suku bunga di negara berkembang. Tidak semua konsumen dan pelaku usaha siap menghadapi kenaikan bunga pinjaman.