IDXChannel - International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pada 2023, pertumbuhan Indonesia berada di level 5,0%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan asumsi APBN 2023 di 5,3%.
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut daya tahan perekonomian Indonesia sepanjang 2022 masih terjaga dan relatif baik, terutama karena ditopang dari sisi permintaan dan produksi yang cukup kokoh dari setiap sektor.
"Ini tentu memberikan suatu optimisme kepada kita semuanya. Ada confidence namun kita hati-hati, karena memang imbas dan gelombang gejolak dunia begitu sangat dahsyatnya," ujar Sri di Jakarta, dikutip Rabu (4/1/2023).
Sri mengatakan turbulensi yang saat ini terjadi belum berakhir di 2023. Pemerintah, kata Sri, telah membuat sejumlah langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Langkah pertama adalah menjaga stabilitas ekonomi. Dari sisi makro, langkah ini dilakukan dengan menjaga dan memperkuat kerja sama yang baik dan erat antara kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan bersama dengan Bank Indonesia, OJK, dan LPS.
"Kedua, meningkatkan kualitas pemanfaatan aset negara dan produktivitas belanja negara. Lalu, menjaga daya beli masyarakat dengan shock absorber APBN, menjaga inflasi rendah dan terkendali," tambah Sri.
Kemudian langkah keempat yaitu memberikan kemudahan berusaha untuk terus mendorong investasi. Kemudahan berusaha juga akan didukung oleh pemberian insentif fiskal dan perbaikan iklim investasi.
Langkah kelima, menjaga dan mendorong ekspor, termasuk dalam hal ini diversifikasi tujuan ekspor. Terakhir, yaitu mendorong hilirisasi dan energi hijau yang efisien dan murah.
"APBN dan keuangan negara akan terus bekerja keras dan dikelola maksimal untuk mendukung langkah-langkah penguatan ekonomi tersebut," pungkas Sri. (NIA)