sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IMF Revisi Pertumbuhan PDB Global 2023, Awas Risiko Inflasi

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
26/07/2023 10:37 WIB
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kembali merevisi pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PDB) global pada Selasa (25/7).
IMF Revisi Pertumbuhan PDB Global 2023, Awas Risiko Inflasi. (Foto: MNC Media)
IMF Revisi Pertumbuhan PDB Global 2023, Awas Risiko Inflasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kembali merevisi pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PDB) global pada Selasa (25/7).

Perekonomian dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 3 persen pada 2023, dibandingkan dengan perkiraan 2,8 persen pada April. Artinya, pembacaan terbaru lebih optimistis dibanding sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Namun, pertumbuhan PDB ini tetap lemah menurut standar historis karena dampak kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral dalam memerangi inflasi. Adapun proyeksi untuk 2024 tidak berubah pada level 3 persen.

Di Kawasan Uni Eropa, pertumbuhan PDB diperkirakan akan melambat menjadi 0,9 persen pada 2023 sebelum meningkat menjadi 1,5 persen pada 2024.

 Inggris kemungkinan akan mengalami pertumbuhan hanya sebesar 0,4 persen sepanjang tahun ini dan 1 persen pada tahun berikutnya.

Di sisi lain, perekonomian Jerman kemungkinan akan mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen tahun ini, akibat dampak krisis energi yang berkepanjangan.

Data terbaru juga menunjukkan, indikator iklim bisnis Ifo untuk Jerman turun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 87,3 pada Juli 2023. Ini menjadi level terendah sejak November tahun lalu dan jauh di bawah ekspektasi pasar 88,0.

Di Asia, China dan Jepang diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar 5,2 persen dan 1,4 persen pada 2023, serta sebesar 4,5 persen dan 1 persen pada 2024.

Risiko Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Membayangi

Meski proyeksi ekonomi global lebih optimis, namun inflasi dan kenaikan suku bunga lanjutan masih menjadi momok bagi perekonomian global.

IMF merevisi ekspektasi inflasi global menjadi 6,8 persen pada 2023 dan menjadi 5,2 persen pada 2024. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara tingkat inflasi inti diproyeksikan akan menurun dengan kecepatan yang lebih bertahap. Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,8 persen tahun ini dan 1 persen pada 2024.

Aktivitas ekonomi global juga telah kehilangan momentum. Pengetatan kebijakan moneter global telah membawa suku bunga ke wilayah kontraktif.

Hal ini mulai membebani aktivitas ekonomi, memperlambat pertumbuhan kredit ke sektor non-keuangan, meningkatkan pembayaran bunga rumah tangga dan perusahaan, dan memberi tekanan pada pasar real estat.

Di Amerika Serikat, anggaran tabungan dari transfer terkait pandemi semakin menipis. Padahal, anggaran ini yang membantu rumah tangga mengatasi krisis biaya hidup. Di tambah kondisi pengajuan kredit yang lebih ketat membebani konsumsi.

Di China, pemulihan ekonominya tidak berjalan mulus ditambah berlanjutnya kekhawatiran tentang sektor properti, yang berimplikasi pada ekonomi global.

Adapun inflasi inti, yang tidak termasuk harga energi dan pangan, tetap jauh di atas target bank sentral, dan diperkirakan akan menurun secara bertahap dari 6 persen tahun ini menjadi 4,7 persen pada 2024. Angka ini direvisi naik 0,4 poin persentase.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, inflasi inti di negara maju diperkirakan akan tetap tidak berubah pada tingkat rata-rata tahunan 5,1 persen tahun ini, sebelum turun menjadi 3,1 persen pada 2024. Hal ini semakin memperjelas pertempuran melawan inflasi belum dimenangkan. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement