IMF merevisi ekspektasi inflasi global menjadi 6,8 persen pada 2023 dan menjadi 5,2 persen pada 2024. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sementara tingkat inflasi inti diproyeksikan akan menurun dengan kecepatan yang lebih bertahap. Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,8 persen tahun ini dan 1 persen pada 2024.
Aktivitas ekonomi global juga telah kehilangan momentum. Pengetatan kebijakan moneter global telah membawa suku bunga ke wilayah kontraktif.
Hal ini mulai membebani aktivitas ekonomi, memperlambat pertumbuhan kredit ke sektor non-keuangan, meningkatkan pembayaran bunga rumah tangga dan perusahaan, dan memberi tekanan pada pasar real estat.
Di Amerika Serikat, anggaran tabungan dari transfer terkait pandemi semakin menipis. Padahal, anggaran ini yang membantu rumah tangga mengatasi krisis biaya hidup. Di tambah kondisi pengajuan kredit yang lebih ketat membebani konsumsi.
Di China, pemulihan ekonominya tidak berjalan mulus ditambah berlanjutnya kekhawatiran tentang sektor properti, yang berimplikasi pada ekonomi global.
Adapun inflasi inti, yang tidak termasuk harga energi dan pangan, tetap jauh di atas target bank sentral, dan diperkirakan akan menurun secara bertahap dari 6 persen tahun ini menjadi 4,7 persen pada 2024. Angka ini direvisi naik 0,4 poin persentase.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, inflasi inti di negara maju diperkirakan akan tetap tidak berubah pada tingkat rata-rata tahunan 5,1 persen tahun ini, sebelum turun menjadi 3,1 persen pada 2024. Hal ini semakin memperjelas pertempuran melawan inflasi belum dimenangkan. (ADF)