IDXChannel – Impor Amerika Serikat (AS) dari China terus menunjukkan penurunan signifikan pada Mei 2025. Angkanya mencapai level terendah dalam lima tahun terakhir, berdasarkan analisis RIA Novosti terhadap data statistik AS.
Penurunan itu mencerminkan dinamika perdagangan global yang kian kompleks di tengah ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi domestik yang ketat.
Pada akhir Mei, impor AS dari China turun 19,2 persen, dari USD25,4 miliar pada April menjadi USD20,5 miliar. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak Maret 2020, saat pandemi Covid-19 mencapai puncaknya dengan impor hanya USD19,6 miliar.
Penurunan itu menunjukkan dampak kebijakan tarif dan sanksi yang diterapkan AS terhadap China, yang terus membatasi aliran barang dari negara tersebut. Ekspor AS ke China juga mengalami kontraksi, turun dari USD8,2 miliar pada April menjadi USD6,6 miliar pada Mei.
Hal tersebut makin menggambarkan pelemahan hubungan perdagangan bilateral, yang tertekan oleh perang dagang dan diversifikasi pasokan yang dilakukan AS ke negara lain. Para analis melihat tren ini sebagai bagian dari upaya AS untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok China.
Sebaliknya, perdagangan antara AS dan Rusia menunjukkan pertumbuhan setelah Donald Trump kembali menjabat di Gedung Putih. Menurut data Biro Sensus AS, impor dari Rusia pada Mei mencapai USD539,6 juta, naik 9,6 persen dari USD492,1 juta pada April, menjadikannya level tertinggi sejak Maret 2023.
Lonjakan tersebut menandakan perubahan dinamika perdagangan seiring perbaikan hubungan diplomatik di bawah kepemimpinan Trump. Ekspor AS ke Rusia juga melonjak hampir 13 persen dari bulan sebelumnya, mencapai USD51,4 juta, menjadi angka tertinggi sejak Oktober tahun lalu.
Peningkatan tersebut didorong oleh permintaan komoditas tertentu, seperti energi dan logam, meskipun volume perdagangan tetap kecil dibandingkan dengan mitra dagang utama AS. Langkah ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan pelonggaran sanksi atau negosiasi ekonomi baru antara kedua negara.