Sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (KBLI 25) dan industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan atau (KBLI 33).
Dari variabel pembentuknya, nilai IKI variabel pesanan baru pada Agustus 2025 mengalami peningkatan sebesar 2,98 poin atau mencapai 57,38. Angka ini menunjukan permintaaan atas produk manufaktur Indonesia mengalami peningkatan baik dari domestik maupun ekspor.
Lalu variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 2,05 poin atau mencapai 57,04. "Ini artinya banyak stok produk yang menumpuk di gudang, jadi selain pesanannya naik tinggi produknya juga banyak di gudang,” ujarnya.
Meski demikian, nilai IKI variabel produksi masih mencatatkan kontraksi dan menurun sebesar 4,15 poin atau mencapai 44,84.
“Ini bukan berarti semua pabrik berhenti, tapi masih banyak yang berproduksi namun proses produksinya masih ditahan, masih banyak industri yang wait and see,” paparnya.